0341. SEKS DALAM PANDANGAN ISLAM

Oleh Tahta Alfina pada 22 Oktober 2013 pukul 11:54

• Hakam Ahmed ElChudrie

SEKS DALAM PANDANGAN ISLAM

Islam memandang seks sebagai sebuah naluri manusia. Dalam diri manusia terdapat 2 potensi yang masing-masing punya tuntutan untuk di puaskan, yaitu:

1. Kebutuhan yang harus dipenuhi, jika tidak maka matilah manusia. Kebutuhan ini di katakan dengan kebutuhan jasmaniayah, contoh makan, minum, bernafas, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan yang harus dipenuhi, jika tidak dipenuhi tidak menimbulkan kematian melainkan ia akan mengalami kegelisahan sampai kebutuhan itu terpenuhi. Contoh kebutuhan seksual.
Antara keduanya sangat jauh berbeda. Rasa lapar, tidak usah membutuhkan rangsangan dengan makanan yang lezat, sedangkan dorongan dari luar (eksternal) manusia bisa dirangsang oleh pemikiran tentang wanita cantik, seksi, sehingga ingin melakukan hubungan seks.
Hawa nafsu yang bersifat jasmaniyah dan materiil bukanlah hal yang hina, akan tetapi merupakan fitrah alami manusia yang dihiaskan Allah pada diri hamba-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam surat Ali Imran 14, yang artinya:
“Di jadikan indah pada manusia kecintaan pada apa-apa yang di ingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik”
Fitrah manusia dalam ayat itu mengisyaratkan adanya rasa kecenderungan terhadap hal-hal yang indah di dunia ini, akan tetapi ia juga diperingatkan supaya jangan memforsir kecenderungannya secara berlebihan terhadap satu hal saja. Karena itu hanya bersifat keduniawian, bukankah kepada Allah tempat kembali semua manusia.
Hal yang senada juga terjadi pada sahabat Rasulullah yang ingin memforsir kebutuhan ruhaniyyahnya dan mengabaikan kebutuhan jasmaniyah, karena merasa ibadah mereka sangat kurang dibanding dengan Nabi SAW. Melihat hal itu Nabi berkomentar:
“Aku juga berpuasa, dan juga berbuka, aku salat malam dan juga tidur, dan aku juga kawin. Barang siapa membenci sunnahku maka tidak termasuk umatku”
Dari dua hal tersebut berarti Islam sebetulnya bukanlah agama yang hanya mementingkan hal ruhaniyah saja, dengan melaksanakan ibadah tanpa henti-hentinya akan tetapi jasmaniyahnya ditinggalkan, bukan semacam itu yang diajarkan dalam Islam. Manusia adalah makhluk yang membutuhkan makan, minum, berhubungan seksual, tidak seperti malaikat yang tidak dilengkapi dengan syahwat, yang ada pada diri malaikat adalah sifat ruhaniyah. Namun demikian nafsu syahwat atau instink yang ada pada manusia juga dilengkapi dengan spiritual atau ruhaniyah.
Islam telah mengatur bagaimana melampiaskan syahwatnya yang berupa hubungan seksual ini kedalam tatanan yang sangat baik yakni melakukan pernikahan, dan juga Islam tidak mengijinkan hubungan seks diluar pernikahan, jika belum dapat membiayai pernikahan lebih baik berpuasa, terlebih lagi jika manusia tidak berkhayal tentang seks, nafsu tersebut tidak akan timbul.
LINK ASAL :
https://www.facebook.com/groups/kiss.donk/permalink/598491493521942/

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © KAJIAN ISLAM SEPUTAR SEKS - DONK 2014-2015
Ikuti Kami di Facebook & Fans Page