• Ubaid Bin Aziz Hasanan
Jima (bersetubuh) menghadap qiblat di sahara,padang pasir/gurun atau di dalam bangunan (bangunan tempat tinggal) maka hukumnya tidak makruh ( yg artinya hukumnya mubah/boleh) menurut madzhab syafi’I dan mayoritas ulama’ kecuali sebagian ulama’ pengikut madzhab maliki maka hukumnya makruh.
mas’alah apakah dimakruhkan bersetubuh menghadap qiblat di padang pasir/gurun/sahara,atau di dalam bangunan ,apakah itu ada perselisihan diantara ulama’jawab :
tidak dimakruhkan (diperbolehkan/mubah) bersetubuh menghadap qiblat dipadang pasir dan juga tidak di dalam bangunan ,ini,menurut madzhab syafi’I dan mayoritas ulama’ kecuali pendapat sebagian ashab maliki ( maka hukumnya makruh)
fatawa imam nawawi hal 190
LINK ASAL :
https://www.facebook.com/groups/kiss.donk/permalink/633895906648167/
Jima (bersetubuh) menghadap qiblat di sahara,padang pasir/gurun atau di dalam bangunan (bangunan tempat tinggal) maka hukumnya tidak makruh ( yg artinya hukumnya mubah/boleh) menurut madzhab syafi’I dan mayoritas ulama’ kecuali sebagian ulama’ pengikut madzhab maliki maka hukumnya makruh.
ـ مسألة: هل يكره الجماع مستقبل القبلة في الصحراء أو في البنيان، وهل فيه خلاف لأحد من العلماء؟ الجواب: لا يكره ذلك، لا في الصحراء، ولا البنيان، هذا مذهب الشافعي والعلماء كافةً، إِلا بعضَ أصحاب مالك.
فتاوى الإمام النووي ص 190.
mas’alah apakah dimakruhkan bersetubuh menghadap qiblat di padang pasir/gurun/sahara,atau di dalam bangunan ,apakah itu ada perselisihan diantara ulama’jawab :
tidak dimakruhkan (diperbolehkan/mubah) bersetubuh menghadap qiblat dipadang pasir dan juga tidak di dalam bangunan ,ini,menurut madzhab syafi’I dan mayoritas ulama’ kecuali pendapat sebagian ashab maliki ( maka hukumnya makruh)
fatawa imam nawawi hal 190
LINK ASAL :
https://www.facebook.com/groups/kiss.donk/permalink/633895906648167/
0 komentar:
Posting Komentar